Kamis, 08 Maret 2012

Menilik sarana transportasi pilihan warga Jepang

Kereta super cepat Jepang, Shinkansen. (Fotopedia.com)
Seorang pria muda berjaket dan bertopi hitam duduk tenang di dalam kereta "autopilot" ("automated guideway transit"/AGT) yang melaju kencang diatas rel yang membelah kota Tokyo.

Sesekali dia menoleh ke jendela kereta untuk melihat gemerlap kota Tokyo saat malam hari. Pria muda itu adalah salah satu dari sekian puluh miliar penumpang kereta di Jepang yang terangkut setiap tahunnya.

Kereta merupakan moda transportasi pilihan di Jepang.

Menurut laporan tahunan transportasi urban di Jepang tahun 2009, penumpang kereta yang terangkut di tiga kota besar Tokyo, Nagoya, dan Osaka mencapai 20,2 miliar orang.

Sementara jumlah penumpang kereta di seluruh Jepang sekitar 22,9 miliar orang setiap tahun.

Shota Utsubo dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportsi, dan Pariwisata Jepang mengatakan, kereta telah mengangkut lebih dari 50 persen penumpang di tiga kota besar Jepang.

Menurut Utsubo, banyaknya pengguna kereta telah menempatkan Jepang sebagai negara dengan jumlah penumpang kereta paling banyak di dunia, lebih banyak dari India, Jerman, Rusia, dan Brazil.

Ia menyebutkan, sesuai dengan data "World Railway Today" tahun 2003 jumlah penumpang kereta yang diangkut di Jepang sekitar 8,64 miliar orang sedang di India hanya 5,09 miliar dan Jerman, Russia, serta Brazil masing-masing kurang dua miliar.

Kereta dinilai sebagai sarana transportasi urban paling efektif untuk kota-kota besar di Jepang karena kemampuannya mengangkut banyak orang.

Selain itu penumpang kereta juga mendapatkan pelayanan yang baik, mulai dari pembelian tiket yang dilakukan secara elektronik, informasi tentang keberangkatan dan kedatangan kereta yang selalu terpampang di layar, dan ketepatan waktu yang selalu terjaga.

Pusat pengendali perusahaan penyedia jasa angkutan kereta di Jepang setiap hari mengawasi pergerakan kereta serta memantau keberangkatan dan kedatangan kereta di setiap stasiun yang dilewati.

Warga Jepang dapat memilih jenis kereta yang akan ditumpangi sesuai dengan tujuan masing-masing.

Ada kereta super cepat Shinkansen, "urban rail", kereta bawah tanah, "light rail transit" atau LRT, AGT, "monorail", serta MAGLEV atau yang dikenal dengan kereta magnet .

Penyedia jasa transportasi kereta tersebut menerapkan sistem keamanan yang baik untuk menjamin keselamatan penumpang.

Menurut Utsubo, sistem pengamanan untuk keselamatan sudah menggunakan peralatan otomatis.

Ia mengatakan sistem pengamanan ini tidak bisa seluruhnya mengandalkan petugas, karena kondisi fisik petugas yang tidak selalu sehat bisa berpotensi menimbulkan masalah akibat kelalaian.

"Kondisi operator tidak selalu baik sehingga ada kemungkinan kelalaian yang dapat menyebabkan kecelakaan," katanya kepada wartawan Indonesia yang sedang berkunjung ke Jepang untuk mengikuti program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths.

Untuk menjamin keselamatan penumpang, lanjut dia, pemeriksaan dan perawatan kereta dilakukan secara berkala dengan baik.

Untuk Shinkansen misalnya, Manajer di Shinkansen General Rolling Stock Katsuyoshi Hoshi menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap kereta super cepat itu dilakukan secara periodik.

Pertama adalah pemeriksaan harian yang dilaksanakan dua hari sekali meliputi penggantian oli dan pemeriksaan pentograf. Kemudian, dilakukan inspeksi reguler setiap satu bulan sekali untuk memeriksa pentograf, "brakers", dan perangkat elektronik yang ada di kereta.

Selanjutnya adalah inspeksi "bogie" untuk memeriksa bagian-bagian penting seperti motor, persneling, roda, dan "brakers" yang dilakukan setiap 18 bulan sekali.

Inspeksi secara keseluruhan dilakukan tiga tahun sekali. Dalam inspeksi keseluruhan ini, semua bagian kereta dipisahkan satu per satu termasuk badan kereta dan diperiksa kelaikannya lalu dirakit kembali.

Inspeksi serupa juga dilakukan untuk kereta lainnya seperti urban rail. Satu per satu bagian kereta diperiksa agar tetap memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga kereta selalu dalam kondisi prima saat mengangkut penumpang.

Dengan demikian, kondisi kereta di Jepang selalu terjaga dengan baik.


                                                    Pusat Perbelanjaan

Perusahaan penyedia sarana transportasi memanfaatkan peluang pasar yang muncul dari tingginya jumlah penumpang kereta dan kesibukan warga Jepang dengan membangun pusat perbelanjaan di stasiun.

Salah satu gerai komersial terbesar di stasiun, bernama "ecute" (dibaca e-cute) yang merupakan perpaduan dari huruf "e" yang merupakan inisial dari kata "eki" dalam bahasa jepang yang berarti stasiun, dan "cute" yang dalam bahasa Indonesia berarti "manis". Namun sebenarnya "cute" merupakan singkatan dari "center, universal, together, and enjoy."

"Ecute" dikelola oleh penyedia jasa angkutan kereta JR East dan dapat ditemukan didalam stasiun Omiya, Shinagawa, Tachikawa, Nippori, dan Tokyo.

Jumlah kios atau toko yang ada di dalam "ecute" berjumlah hingga 88 buah.

Sore hari, khususnya saat jam pulang kantor, "ecute" di Stasiun Shinagawa terlihat padat. Hampir setiap toko diserbu oleh pengunjung yang sebagian besar adalah para penumpang kereta dan juga warga Jepang serta wisatawan yang bertandang untuk berbelanja.

Toko-toko "ecute" beragam, mulai dari toko roti yang menyajikan berbagai jenis olahan tepung bercita rasa, toko yang khusus menjual "bento" atau nasi kotak khas Jepang dengan beragam lauk dan sayur yang ditata apik dengan harga mulai dari 1.000 yen, dan toko yang menjual aneka ragam nasi kepal dengan harga sekitar 350 yen per satuan.

Tidak hanya itu, di dalam "ecute" juga terdapat toko yang menjual kosmetik, parfum, pakaian, suvenir, ice cream, mini market, dan toko bunga segar juga ada.

 Selain "ecute", ada gerai "Echika" yang dikelola perusahaan penyedia jasa kereta Tokyo Metro. "Echika" berada di dalam Stasiun Omotesando, Ikebukuro, dan Ueno dengan jumlah toko hingga 40.

"Echika" singkatan dari "E" yang merupakan inisial untuk kata "eki" yang berarti stasiun, dan "Chika" yang dalam bahasa Jepang berarti bawah tanah. Versi lainnya, "E" merupakan inisial dari "Excellent" yang berarti sangat baik dan "Exciting" atau menarik.

"Ecute" dan "Echika" sama-sama menawarkan pelayanan lebih bagi pengguna kereta.

Gerai-gerai komersial yang dikemas seperti pusat perbelanjaan mewah di Jakarta ini, memberikan kesenangan atau hiburan, serta tempat berbelanja bagi penumpang kereta.

Setelah bekerja selama setengah hari dengan berbagai tugas kantor yang melelahkan, penumpang kereta bisa melepas penat sambil menikmati satu cangkir es krim rasa teh hijau dan berbincang dengan sahabat, atau membawa pulang satu set "bento" yang mengenyangkan untuk makan malam. (H017)
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management