Selasa, 06 Maret 2012

Peranan Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini

pendidikan anak usia dini (PAUD) yang baik dan tepat dibutuhkan untuk menghadapi masa depan, begitulah pesan yang disampaikan Profesor Sandralyn Byrnes, Australia’s & International Teacher of the Year saat seminar kecil di acara Giggle Playgroup Day 2011, gelaran Miniapolis & Giggle Management, Jumat, 11 Februari 2011 lalu.
Menurut Byrnes, PAUD akan memberikan persiapan menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.
Di lembaga usia dini, - sudah diajarkan dasar-dasar cara belajar. “Tentunya di usia dini, mereka akan belajar pondasi-pondasinya. Mereka diajarkan dengan cara yang mereka ketahui, yakni lewat . Tetapi bukan sekadar , tetapi yang diarahkan. Lewat yang diarahkan, mereka bisa belajar banyak; cara bersosialisasi, problem solving, negosiasi, manajemen waktu, resolusi konflik, berada dalam grup besar/kecil, kewajiban sosial, serta 1-3 bahasa.”
Karena lewat , tidak merasa dipaksa untuk belajar. Saat , otak berada dalam keadaan yang tenang. Saat tenang itu, pun bisa masuk dan tertanam. “Tentunya cara pun tidak bisa asal, harus yang diarahkan dan ini butuh tenaga yang memiliki kemampuan dan cara mengajarkan yang tepat. Kelas harusnya berisi kesenangan, antusiasme, dan rasa penasaran. Bukan menjadi ajang tarik-ulur kekuatan antara murid-. Seharusnya terbangun sikap yang semangat untuk belajar,” jelas Byrnes.
Contoh, peran sebagai pemadam kebakaran, tidak akan mendapat apa-apa jika ia hanya disuruh mengenakan busana dan berlarian membawa selang. Tetapi, yang mengerti harus bisa mengajak menggunakan otaknya saat si berperan sebagai pemadam kebakaran, “Apa yang digunakan oleh pemadam kebakaran, Nak? Bagaimana suara truk pemadam kebakaran yang benar? Apa yang dilakukan pemadam kebakaran? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan ditanyakan untuk memancing daya pikir si ,” contoh Byrnes.
Selama 7 tahun meneliti usia dini di Indonesia, Byrnes juga menemukan sebagian orangtua memiliki konsep bahwa - di usia itu sudah bisa berpikir. “- usia dini belum bisa berpikir dengan sempurna seperti orang dewasa. - usia tersebut harus dipandu cara berpikir secara besar, cara mencerna, dan berdaya nalar. Sayangnya, beberapa lembaga usia dini di Indonesia belum mengajarkan mengenai multiple intelligences. Ini kembali ke perkembangan latar belakang ahli didiknya,” ungkap Byrnes.
Apa perbedaan - yang belajar di lembaga usia dini berkualitas dengan - yang tidak belajar? “Di lembaga usia dini yang bagus, - akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar. Sementara, yang tidak mendapat cukup di usia dini, akan lamban menerima sesuatu,” terang Byrnes yang pernah mendapat gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia. “ yang tidak mendapat usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. - yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadi lamban. Menurut saya, sudah bisa dimulai sejak ia 18 bulan,” tutup Byrnes.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management